Posts

ENERGY MENTAL

Anda dan juga saya pasti pernah menemukan seseorang yang berjuang dari nol untuk memulai bisnisnya. Bangun pagi pagi, tidur lebih larut. Dalam panas maupun hujan, ia tetap bersemangat. Kadang dia merugi, meski baginya merugi dia anggap biaya belajar. Gagal 1000 kali, tetap gigih bangkit 2000 kali. Lalu perlahan tapi pasti bisnisnya bertumbuh, makin besar. Kok bisa? Ya Bisa saja Di sisi lain, saya juga yakin anda pernah menemukan seseorang yang memulai bisnis, namun menuai kegagalan. Hari harinya berhiaskan keluhan, kesulitan, curhat, ketidakadilan. Dunia tidak berpihak kepada bisnisnya katanya. Kapasitas bisnisnya, dia yakini hanya segitu. Dari awal mulai usaha, hingga kini, omsetnya ya segitu. Dia tidak menemukan alasan untuk maju lebih besar. Lalu dia menyerah. Kok bisa? Ya Bisa saja, faktanya ada juga kan. Apa yang membedakan 2 cerita diatas? Semangatnya, atau istilah lainnya adalah Energy mentalnya. Energy Mental adalah energi utama yang mendorong kemajuan. Letaknya bukan

Marketing = AO (Asongan Officer) ??

Image
SITUASI DI SEBUAH TERMINAL Sektor usaha informal merupakan bentuk usaha yang paling banyak kita temukan di masyarakat. Bentuk usaha yang ini banyak dilakukkan oleh masyarakat yang tidak berpendidikan, bermodal kecil, dilakukkan oleh masyarakat golongan bawah dan tidak mempunyai tempat usaha yang tetap. Sektor usaha informal terbuka bagi siapa saja dan sangat mudah mendirikannya, sehingga jumlahnya tidak dapat di hitung, dengan banyaknya usaha ini berarti akan menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Pedagang asongan atau saya sering sebut sebagai “Asongan Officer” adalah pedagang yang menjajakan barangnya dengan cara menyodorkan barangnya pada calon pembeli. Pedagang ini banyak kita jumpai di perempatan jalan di kota-kota, halte, terminal, di bus, kereta api, dan stasiun. Kalau kita perhatikan di sebuah terminal, di kota manapun terminalnya, tak lepas dari pemandangan para pedagang asongan tersebut. Biasanya para Asongan Officer ini barang dagangan yang dijajakannya be

5 REASONS WHY A COACH MUST ALSO BE A STUDENT

Image
As a coach, you know better than anybody how important it is to always be learning. Education, formal and otherwise, is empowering, so people should always make themselves open to furthering their knowledge. When you’re in the position of a professional, just as a coach is, the sense of authority can get in your head. Nonetheless, no matter how much you know, it’s important to realize that you can always learn so much more. As a matter of fact, when you start closing your mind to growth, exploration and expansion, you lose your credibility as a coach. Since you push your clients to grow, achieve goals and even get past boundaries they’ve set up for themselves, you should also be constantly improving and fine-tuning your craft. How do you think clients would react if they found out that the last time you read a book on coaching was a decade ago? To be a credible and effective coach, you need to acknowledge your role as a student as well. Whatever stage of life you might be at,

Menjadi Manusia Kreatif

Roger von Oech, lewat bukunya A Whack on Side of the Head, menjelaskan sepuluh kebiasan manusia kreatif. Coba cocokkan dengan diri Anda, berapa yang sudah dimiliki dan mana lagi yang perlu ditingkatkan. 1. Suka mencari jawaban kedua. Anda jangan hanya punya satu solusi yang berati hanya punya satu pilihan. Kreativitas meminta Anda menemukan jawaban kedua yang mungkin lebih tepat. 2. Suka berpikir lunak Kreativitas adalah pengembangan hasil otak kiri yang bersikap keras terhadap ide oleh otak kanan yang lunak yang mengabaikan batasan dan lunak terhadap berbagai ide. 3. Suka menggugat aturan Jika aturan telah membatasi pilihan maka Anda harus mencari tahu mengapa suatu aturan dibuat. Mungkin alasan itu tidak relevan ada lagi. Mungkin sekarang ada pemecahananya yang lebih efektif. 4. Suka mencoba kemustahilan Jangan sekali pun pernah membuang ide sepintas yang kelihatan mustahil. Merenungkan lagi ide yang muncul dapat memicu berbagai kemungkinan baru. 5. Toleran terhadap hal dilemati

Mengapa Wanita Mudah Menangis?

Kudedikasikan tulisan ini buat Ibu tersayang dan istri terindah dalam hidupku... Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...." Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yangbisa diberikan ayahnya. Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hinggapada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepadaTuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar m

Teori X = - X

Rahasia Sukses = Tidak ada Rahasia untuk Sukses! Rahasia Sukses? Adalah hal yang dicari banyak orang untuk secara pintas mencapai apa yang mereka inginkan. Padahal, alam telah menyediakan hukum alam yang bisa diakses siapapun untuk mencapai kesuksesan. Bukankah semua orang berkesempatan sama di alam ini untuk menyaksikan bahwa tetesan air yang terus menerus pada sebuah batu akan menyebabkan batu itu berlubang? Bahwa layang layang hanya bisa terbang tinggi jika ada tekanan angin yang cukup kuat untuk menerbangkannya? Bahwa anda juga belum pernah menyaksikan kucing yang bunuh diri gara gara gagal menangkap tikus? Bahwa air memiliki hukum mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah sehingga terciptalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)? Kesuksesan tidak pernah memiliki rahasia untuk mencapainya, karena ia begitu terbuka untuk dipelajari. Jadi mencari RAHASIA SUKSES hanya menunjukkan kemalasan orang tersebut mempelajari proses kesuksesan yang terbentang di alam ini sehingga m

Anak Belajar dari Kehidupannya....

Bila seorang anak hidup di bawah kecaman, Ia belajar menyalahkan. Bila seorang anak hidup dengan permusuhan, Ia belajar untuk melawan. Bila seorang anak hidup dengan cemoohan, Ia belajar menjadi pemalu. Bila seorang anak hidup menanggung rasa malu, Ia merasa selalu bersalah. Bila seorang anak hidup bertoleransi, Ia belajar sabar. Bila seorang anak hidup dengan dorongan, Ia belajar percaya diri. Bila seorang anak hidup dengan pujian, Ia belajar menghargai. Bila seorang anak hidup dengan kejujuran, Ia belajar keadilan. Bila seorang anak hidup dengan penuh rasa aman, Ia belajar untuk beriman. Bila seorang anak hidup dengan restu, Ia belajar untuk menyukai dirinya sendiri. Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan, Ia belajar untuk mencari kasih di tengah dunia. (Dorothy Law Notle)