ENERGY MENTAL

Anda dan juga saya pasti pernah menemukan seseorang yang berjuang dari nol untuk memulai bisnisnya. Bangun pagi pagi, tidur lebih larut. Dalam panas maupun hujan, ia tetap bersemangat. Kadang dia merugi, meski baginya merugi dia anggap biaya belajar. Gagal 1000 kali, tetap gigih bangkit 2000 kali. Lalu perlahan tapi pasti bisnisnya bertumbuh, makin besar. Kok bisa? Ya Bisa saja

Di sisi lain, saya juga yakin anda pernah menemukan seseorang yang memulai bisnis, namun menuai kegagalan. Hari harinya berhiaskan keluhan, kesulitan, curhat, ketidakadilan. Dunia tidak berpihak kepada bisnisnya katanya. Kapasitas bisnisnya, dia yakini hanya segitu. Dari awal mulai usaha, hingga kini, omsetnya ya segitu. Dia tidak menemukan alasan untuk maju lebih besar. Lalu dia menyerah. Kok bisa? Ya Bisa saja, faktanya ada juga kan.

Apa yang membedakan 2 cerita diatas? Semangatnya, atau istilah lainnya adalah Energy mentalnya. Energy Mental adalah energi utama yang mendorong kemajuan. Letaknya bukan di fisik, di otot otot yang kekar, bukan. Tetapi letaknya di Mental, di Pikiran. Itulah kenapa disebut energy mental. Apa bedanya dengan energi fisik?

Energi Fisik
Terletak di tubuh fisik, bisa habis / nge drop. Misalnya saat sakit, lapar, setelah aktivitas yang berat dan lain lain. Sumber asupan energi adalah makanan / nutrisi dan cukup istirahat. Jika fisik diforsir terus menerus untuk melakukan sesuatu berturut turut tanpa makanan dan istirahat, maka energi fisik akan berkurang drastis. 

Saat anda mulai berjalan lamban bagai kura kura, saatnya gunakan energy mental

Energi Mental
Terletak di mental / pikiran, bisa dipanggil dan dipergunakan kapan pun, bahkan saat energi fisik terkuras. Nah jelas kan, jika seseorang mau maju, terus bersemangat maka dia harus memiliki level energi mental yang tinggi. Agar tangguh, antusias dan tahan banting. Sumber utama energi mental adalah impian dan ketakutan.

SUMBER ENERGY MENTAL
Dalam ilmu NLP (Neuro Linguistic Programming), energy mental bisa dilihat juga sebagai manifestasi dari Motivasi. Arah motivasi seseorang ada 2 yakni : Moving Towards Value (Mendekati Tujuan) & Moving Away Value (Menjauhi Masalah). Moving Towards Value adalah kecenderungan manusia tergerak karena menginginkan sesuatu. contohnya : “Seorang pebisnis menjalankan usahanya untuk menyiapkan dana pendidikan anak”. Moving Away Value adalah kecenderungan manusia tergerak karena menghindari sesuatu. contohnya : “Seorang pebisnis melakukan usahanya karena takut miskin / tidak bisa memberikan makan keluarganya”

Jika diamati kedua program tersebut jika diletakan pada porsi yang tepat maka akan menghasilkan energy mental yang kuat. 
  1. BUAYA KEHIDUPAN (Ketakutan). Tahun 80-an, di sebuah berita TV nampak persiapan tim atlet renang suatu negara untuk sebuah olimpiade. Sang pelatih berdiri di pinggir kolam renang sambil memberi aba aba. Beberapa atlet nampak mencebur, lalu berenang dan saat mencapai finish nampak sang pelatih tidak puas dengan catatan waktu yang dicapai. Berulangkali kejadian berulang. Harapan perbaikan perbaikan rekor masih jauh dari terwujud. Hingga tercetus sebuah ide. Setelah para atlet menceburkan diri, segera si pelatih memasukkan seekor anak buaya ke dalam kolam renang. Jika anda menjadi atlet renang, apa yang anda lakukan? Tentu saja anda akan berusaha berenang secepat mungkin. Bukan untuk memperbaiki catatan waktu, namun mencari selamat, menghindarkankan diri dari kesusahan karena ketakutan dari buaya.Inilah Sumber Energy Mental yang “default”
  2. IMPIAN / HARAPAN. Tempatkan diri anda dalam cerita berikut. Seorang remaja putri jaman Now, pulang dari sekolah di sore yang panas. Badannya lesu, perutnya melilit meminta diisi, kerongkongannya kering dahaga. Lemes, rasanya pengen langsung tiduran di kamar. Sesampainya di rumah, sang ibu memintanya untuk membantu menyetrika baju, mencuci piring lalu mengepel. Hemm... kira kira apa yang anda rasakan? Mau? Semangat melakukan? Atau sebenarnya malas banget? Menolak? Tidak berapa lama, sebuah panggilan telepon masuk, ternyata panggilan dari sang Pacar yang mengajak untuk menonton bioskop. Bagaimana respon anda, mau? Antusias pergi nonton?

Pada saat diminta membantu menyelesaikan tugas rumah, si remaja putri menggunakan energy fisiknya yang sudah letih dan capek. Sedangkan saat menerima telepon sang pacar, ia menggunakan energy mentalnya yakni impian, harapan akan masa depan bersama. Orang akan cenderung mengejar impiannya, dengan penuh semangat dan semua upaya. Inilah yang kita sebut sebagai Sumber Pertama dari Energy Mental yakni Impian, Harapan, Cinta. 

Menyimak kronologis film jenderal sudirman, para pejuang yang secara fisik  menyertai perjuangan Jendral sudirman yang kepayahan dalam kekurangan logistik, sakit, dan berpindah pindah menembus hutan belantara dan mendaki pegunungan menyusuri berbagai kesulitan di medan perang melawan penjajahan yang secara fisik mereka pasti lelah. Namun karena adanya energy mental akan besarnya cinta pada sang jenderal dan harapan / impian terhadap  kemerdekaan negeri ini mereka berjuang tanpa kenal lelah.

ENERGY MENTAL DALAM BISNIS
Nah, sebagai pebisnis memiliki energy mental yang kuat adalah mutlak. Sebab jika tidak, maka anda tidak akan tangguh. Ada 2 sumber energy mental yang menjadi “default” manusia yakni Menghindari Kesulitan dan Mencapai Impian Kenikmatan. 

Menghindari Kesulitan. Temukan apa buaya kehidupan anda. Ketakutan apa yang membuat anda hanya punya pilihan untuk sukses dalam bisnis. Takut miskin, takut malu, takut apa lagi? Ajukan pertanyaan jujur pada diri sendiri dengan pertanyaan “apa resiko terburuk yang saya hadapi jika bisnis saya gagal?” 
  • Jika jawabannya masih  “ gak apa apa, lanjut kerja lagi, di rumah saja mengandalkan gaji suami dan lain lain”, maka sesungguhnya anda belum menemukan buaya kehidupan anda. 
  • Namun jika jawabannya adalah masalah besar seperti “ hutang makin besar, sekolah anak terganggu, 

Mencapai Impian / Kenikmatan. Seorang pebisnis yang memiliki impian akan lebih bersemangat / antusias dalam menjalankan bisnisnya. Sangat jelas apa yang anda tuju. Semisal anda memiliki impian untuk memiliki DP untuk rumah senilai 120 juta dalam 1 tahun ke depan. Maka bisa dihitung setiap bulan harus ada uang 10 juta yang bisa ditabung. Untuk menghasilkan keuntungan bersih 10 juta, maka omset anda haruslah 100 juta setiap bulan (asumsi nett margin 10%). Nah jelas kan, anda harus berusaha maksimal bagaimana caranya setiap bulan ada omset 100 juta agar impian anda akan rumah bisa terwujud. Nah, seandainya di periode waktu tersebut ada kegagalan mencapai omset, maka anda akan mudah bangkit lagi mengingat besarnya harapan memiliki rumah.

Keduanya, baik Buaya Kehidupan (Menghindari Kesusahan) maupun Mencapai Impian, bisa menjadi sumber energy yang saling menguatkan. Contohnya adalah keinginan memiliki rumah (Impian) diatas. Pada saat anda berjuang semaksimal mungkin mewujudkan impian memiliki rumah, saat yang sama sebenarnya anda terdorong untuk berhasil karena tidak ingin gagal memiliki rumah. 


Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Wanita Mudah Menangis?

Marketing = AO (Asongan Officer) ??